Selasa, 16 Oktober 2012

nasehat untuk ku sebagai orang tua

بسم الله الرحمن الرحيم



Segala puji bagi Alloh Robb semesta alam, Aku bersaksi bahwa hanya Dia-lah yang berhak diibadahi, hanya Dia yang mampu memberikan taufik kepada orang yang jujur mencari kebenaran, dan memudahkan jalan ke surga bagi orang yang menempuh jalan menuntut ilmu agama-Nya. Sesungguhnya itu adalah keutamaan Alloh, yang dianugerahkan kepada orang-orang yang Dia kehendaki.    Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Alloh dan hambanya-Nya, beliaulah yang telah menyampaikan petunjuk dari Robbnya, tidak ada yang luput dari apa yang disampaikannya. Barangsiapa yang menyelisihi sunnahnya, maka sungguh orang itu berada dalam kesesatan yang nyata.Amma ba’du,
Sungguh Alloh telah menjaga agama ini dengan memunculkan ulama-ulama Robbani yang silih-berganti mengayomi ummat, serta membangkitkan pemuda-pemuda yang bersemangat untuk menuntut ilmu agama mereka, mengambil bagian dari warisan nabi mereka. Seorang lelaki dari Madinah datang kepada Abu Darda’ Rodhiyallohu ‘Anhu, ketika itu beliau sedang berada di Damaskus. Maka Abu Darda’ berkata: “Apa yang menyebabkan kedatanganmu, wahai saudaraku ?”. Maka orang itu menjawab: “Sebuah hadits. Telah sampai kepadaku bahwa engkau menyampaikan hadits tersebut dari Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam”. Beliau (Abu Darda’) berkata: “Apakah engkau datang karena keperluan lain ?”. Dia menjawab: “Tidak”. Beliau berkata lagi: “”Apakah engkau datang untuk berdagang ?”. Dia menjawab: “Tidak, aku datang hanya untuk meminta hadits tersebut”. Maka Abu Darda’ berkata: “Aku mendengar Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
من سلك طريقا يبتغي فيه علما سلك الله له طريقا إلى الجنة وإن الملائكة لتضع أجنحتها رضاء لطالب العلم وإن العالم ليستغفر له من في السموات ومن في الأرض حتى الحيتان في الماء وفضل العالم على العابد كفضل القمر على سائر الكواب إن العلماء ورثة الأنبياء إن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما إنما ورثوا العلم فمن أخذ به أخذ بحظ وافر
Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Alloh akan  memudahkannya untuk menempuh jalan ke surga. Sesungguhnya para malaikat menurunkan sayap-sayap mereka karena ridho kepada para penuntut ilmu. Sesungguhnya seorang alim (orang berilmu) dimintai ampunan oleh penduduk langit dan bumi, sampai-sampai ikan yang berada di air. Keutamaan seorang alim dibandingkan seorang ‘abid (orang yang rajin ibadah tapi ilmunya kurang) adalah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Dan sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka dia telah mengambil bagian yang cukup”. (HR At-Tirmidzi, dishohihkan Imam Al-Albany)
Tentunya ilmu yang dimaksud disini bukannya ilmu keduniaan namun ilmu akhirat, ilmu agama. Inilah yang dimaksud dalam ayat-ayat dan hadits-hadits apabila disebutkan masalah ilmu.
Di masa kita ini -walhamdulillah- dakwah Salafiyyah Ahlus Sunnah wal Jama’ah menyebar di seluruh dunia, walau para da’i dan pengikut kelompok-kelompok sesat terus berusaha untuk menghalanginya dan berupaya menciptakan pandangan jelek bagi masyarakat terhadap dakwah yang penuh berkah ini. Mereka tidak akan sadar, bahwa upaya mereka hanya akan merugikan mereka di di dunia maupun di akhirat. Mereka tidak akan mampu menghadang dakwah, karena dakwah ini akan ada sampai hari kiamat, dan ini sudah menjadi ketetapan Alloh. Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لا يزال ناس من أمتي ظاهرين حتى يأتيهم أمر الله وهم ظاهرون
Senantiasa pada umat ini, terdapat sekelompok manusia yang menegakkan syari’at, sampai (menjelang) datangnya kiamat, sementara mereka tetap dalam keadaan tersebut”. (HR Bukhory-Muslim dari Al-Mughiroh bin Syu’bah Rodhiyallohu ‘Anhu).
Dakwah yang penuh berkah ini pun mendapat sambutan dari para pemuda, sebagaimana dulu dakwahnya Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Katsir Rahimahulloh dalam Tafsir surat Al-Kahfi menyebutkan: “Alloh Ta’ala menyebutkan bahwa mereka adalah para pemuda, mereka lebih menerima kebenaran dan jalan mereka lebih di atas petunjuk dari pada orang-orang tua yang angkuh dan keras dalam agama kebatilan. Karena itu kebanyakan orang yang menyambut seruan Alloh dan Rosul-Nya Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam adalah para pemuda. Adapun orang-orang tua Quraisy, kebanyakan mereka tetap pada agama mereka, tidak masuk islam kecuali sedikit”.
Namun yang disayangkan –terlebih di zaman-zaman ini- para pemuda yang ingin meniti jalan parasalafush sholih[1] justru menemui banyak penentangan. Bahkan seringnya penentangan tersebut mereka dapatkan dari orang terdekat, orang tua yang semestinya menyokong anak-anaknya untuk mempelajari agamanya, mengetahui akidah dan hukum-hukum syari’at yang benar, mengetahui kesyirikan, bid’ah dan perbuatan-perbuatan dosa agar bisa menghindarkannya. Sesuatu yang semestinya menjadi kegembiraan malah dianggap mengkhawatirkan.
Kurangnya ilmu, jauhnya dari bimbingan ulama robbany[2], banyaknya da’i-da’i gadungan, diantara faktor yang menyebabkan masyarakat merasa asing dengan agama mereka sendiri, lebih cenderung kepada orang kafir, kelompok sesat -seperti sufi, khowarij, pergerakan-pergerakan diatas semangat jauh dari ilmu semisal Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir-, atau fanatik terhadap adat istiadat, yang semua itu tercermin dalam pola-pikir, perilaku dan penampilan.
Karena itulah artikel ini ditulis, sebagai kabar gembira bagi para orang tua yang menyokong anak-anaknya yang sholih dan sholihah, sekaligus mengingatkan orang tua yang lalai dari tanggung jawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar